Menemukan Masalah dari Masalah

Menemukan masalah dari masalah

Ada sebuah ilustrasi yang umum dialami para pengusaha UKM. Ilustrasi sederhana yang tepatnya disebut curhat UKM yang sering dilontarkan dan bahkan menjadi hal yang klise. Beberapa pertanyaan atau curhatan yang sering ditanyakan saat pelatihan, workshop atau training-training UKM :

Sales saya kok gak naik-naik ya pak….

Follower saya kok segini-gini aja ya….

Traffic website saya kok gak bertumbuh ya

Dan curhatan lain yang sejenis….

Nah. Masalahnya adalah ketika ditanya balik, kira-kira masalahnya apa kok salesnya dikit ? Kok followernya stagnan ? Kok traffic webnya ga tumbuh ? Para UKM bingung mendefinsikannya dan memberikan jawabannya. Ketika ditanya data, konten promo apa saja yang sudah dilakukan ? penawaran-penawaran apa yang dilakukan, ke mana dank e siapa saja ? berapa banyak yang sudah ditawari ? Ternyata mereka ga bisa menunjukkan datanya, jikapun ada hanyalah data-data yang sifatnya asumsi, katanya, menurut A dan menurut B.  Apa saja upaya yang dilakukan untuk memperbanyak follower ? Upaya memperbanyak traffic web ? Jawaban kebanyakan UKM adalah mereka tidak bisa menunjukkan pula. Jangankan bicara evaluasi pekanan, bulanan, triwulan, tahunan, mendapatkan data riil sebagai bahan yang akan dievaluasi saja tidak ada, lantas apa yang mau dievaluasi ? apa yang mau divalidasi ?.

Jika ini yang dialami teman-teman UKM, maka menurut kami jelas solusinya yaitu UKM harus membuat dan menetapkan BUYERS JOURNEY dari bisnisnya dari awal kita berproduksi atau beli barang hingga sampai barang atau produk/jasa itu sampai ke Konsumen. Zaman dulu di mana zaman yang belum semudah sekarang, marketing perusahaan harus keliling mendatangi langsung target, bertemu dengan key person, bahkan jika belum buat janji terpaksa harus berhadapan dengan security (satpam) dan pertanyaan utamanya adalah “Sudah buat janji pak ?”.

Aktivitas ini harus dilakukan setiap hari, dan marketing harus melaporkan data riil aktivitasnya sehari-hari, ke perusahaan mana saja yang sudah didatangi dan bagaimana kondisinya, optimis atau pesimis closing. Nah kok di zaman yang serba mudah seperti sekarang laporan dan aktivitas seperti ini tidak tercatat, tidak terdata dengan baik ? seharusnya malah bisa dibuat lebih detil. Bagaimana bisa detil ? satu-satu jalan adalah dengan menetapkan BUYERS JOURNEY kita menuju closing.

Bicara BUYERS JOURNEY adalah bicara proses. Hal inilah yang sering dilewati para UKM dalam bisnisnya. Jika kita tidak punya proses yang jelas dalam menyampaikan produk/jasa ke customer kita pasti yang terjadi kebingungan dan sporadis dalam tindakan yang bisa memgakibatkan meningkatnya COST katena beeada dalam posisi genting terus-terusan, sales belum tercapai, harus di buzz dengan iklan padahal iklanpun ga selalu 100% tepat dan menghasilkan apa yang kita harapkan.

So, ikutilah Sunnatullah,  selalu ada proses yang dijalani secara konsisten dan persisten untuk mendapatkan atau untuk  mencapai hasil yang besar dan berkelanjutan.

Taati dan ikuti prosesnya, Sami’naa wa Atho’naa, buatlah BUYERS JOURNEY anda maka apa yang kita targetkan insyaAllah cepat atau lambat akan kita dapatkan dengan izin Allah Subhaanahu Wa ta’alaa tentunya.

Salam perubahan,

Rumah Pemberdayaan masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *