KALAU PEJABAT PUNYA PENDAPAT MAKA MASYARAKAT PUN BOLEH PUNYA PENDAPAT LAIN DAN BERGERAK
*Mardigu Wowiek Prasantyo
Sebelum kejadian dengan segala rasa hormat, saya ucapkan kepada kalian para pejuang kesehatan, TERIMA KASIH BANYAK & salut !!!
Anda adalah pahlawan sejati, Anda para pejuang kesehatan, yaitu anda para dokter, para tenaga medis, perawat, rumah sakit yang melayani dan yang menerima pasien COVID 19 saya ucapkan sekali lagi, salut.
Kalian pahlawan sebenarnya. Kalian pejuang sejati, kalianlah contoh gerakan humanisme sebenarnya.
Mengapa saya katakan sebelum kejadian? karena kalau melihat apa yang terjadi di keputusan pejabat pemerintah saat ini, maka kalian lah yang akan menjadi tumbal kesehatan. Kalianlah yang yang akan menjadi garda terdepan melawan covid 19 yang bukan pandemi biasa ini.
Bagaimana dengan lock down? , pemerintah tidak lakukan lock down ada beneranya, tetapi ada baiknya tindaknya lebih agresif lagi kampenyekan public distancing dengan kampanye besar2an.
Lalu tindakan khusus corona, siapkan RSUD rumah sakit daerah, bersihkan semua dan memang di cadangkan untuk corona. Tidak menerima penyakit lain, khusus corona. Bayar gajih dokter 2 kali, bayar gajih perawat dan tenaga medis, ambulan dan lan sebagainya 2 kali lipat.
Adakan test gratis dimana saja untuk test virus corona GRATIS!!!
Ini biaya nya tidak triliunan rupiah seperti kasus jiwasraya yang lebih parah dari century yang di mana waktu century menjadi perhatian negara namun jiwasraya yang 3 kali lipat merugikan tetap senyap bunyinya karena bisa tidak populer nanti, o gitu ya kepopuleran itu penting sekali rupanya saat ini.
Saya pikir humanisme yang paling penting.
Yang kedua adalah kita perhatikan pemerintah china dan singapura didalam menangi virus corona dimana dua negara yang telah mulai melihatkan dampak positif akan memenangkan perang melawan corona. Dua negara ini dari status orange sekarang statusnya jadi kuning, yang dalam 3 bulan ke depan bisa jadi hijau.
Terbalik jika di lihat dengan kacamata saat ini di negara kita tercinta,statusnya ragu ragu menyatakan orange, masih anggap kuning.
Apa yang dilakukan masyarakan china dan singapura? Mereka beli masker dan sanitizer baunyak tetapi bukan buat menyetok ke diri sendiri, namun di bagikan gratis untuk masyarakat lainnya. Mereka menyetok makanan dan bahanlainya, mereka bantu tenaga medis dan keluarganya
Untuk itu kami secara kecil kecilan membagikan gratis 5000 handsantizer ke tempat publik, saya bukan penyetok, saya memilih berbagi.
Padahal kalau berfikir untuk peluang buat uang, inilah masanya. Namun atas nama kemanusiaan, jangan ambil UNTUNG dari penderitaan rakyat. Berbagi!!! Itulebih baik.
Sahabat, bagaimana kalau kita melakukan gerakan yang sama.
Mulailah berbagi, bukan menyetok untuk diri sendiri. Bukan egois menumpuk untuk keselamatan sendiri, mari kita bantu tenaga medis yang kalau tidak di bayar pemerintah, yuk kita urunan dana untuk mereka yang berjuang di garda terdepan ini
Kita berikan perhatian untuk mereka.
Media? Di dua negara tersebut lebih menekannkan pada pejuang kesehatan, cerita heroik suami merawat istri, dokter yang pamit kepada keluarganya untuk berjuang kesehatan, kakekkakek yang memberikan seluruh hartanya untuk membantu korban corona dengan mengatakan, negara china sudah memberi banyak buat saya, maka sekarang saya ingin memberi balik untuk bangsa dan negara.
Cerita heroik,kepahlawanan, perjuangan, family value, saling bantu membuat semua orang bergerak bersama, memenangkan perang melawan virus corona.
Inilah masa bagi indonesia untuk membangun kesadaran saling bantu, saling guyub, mengurangi sosial kontak fisik dan memberi bantuan kepada sesama.
Inilah masa untuk membuktikan negara kita negara besar, masyarakatnya kompak, pemerintahnya penuh keperdulian. Atau musnah karena keegoisan pejabat dan kelompok politikus yang masih manuver untuk berkuasa bukan atas nama KEMANUSIAAN.
Oiya, Mana nih politikus kok ngak ada yang bagi bagi masker sama hand sanitizer? Eh lupa masih 2024 masih jauh ya#peace