Aplikasi keuangan sudah begitu menjamurnya, ini membuat kita para pebisnis menjadi termudahkan oleh itu semua, untuk membuat laporan keuangan menjadi tidak sulit, tidak ada alasan lagi untuk tidak mencatatkan bisnis kita di dalam laporan yang terpisah dengan pribadi, jangan nyampur lagi rumah tangga.
Itu keuntungan pertama. Tidak berhenti hanya dari menikmati kemudahan ini saja, langkah berikutnya adalah bagaimana kita pengusaha bisa memanfaatkan laporan keuangan itu untuk melakukan aksi korporasi, melakukan langkah-langkah strategis untuk kemajuan perusahaan/ bisnis. Misal ingin melakukan:
1. Kerjasama dengan investor/partner
2. Membuat proyeksi omset di masa depan, 1 tahun-5 tahun ke depan, bagaimana gambaran usaha kita
3. Cek cash, apakah kita punya uang hingga 1 tahun ke depan atau minus? urusan cash adalah satu dari 3 masalah yang membuat usaha bisa bangkrut jika tidak diperhatikan
4. Laporan keuangan adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban CEO kepada segenap stake holder
Tugas owner bisnis, tidak mesti mantengi dan ngurusi input-input keuangan day by day, urusan itu bisa diserahkan kepada karyawan kita. Hal yang lebih penting dari sekedar input adalah kemampuan seorang owner/CEO untuk membaca laporan keuangan, ini yang paling penting.
Paling tidak ada 3 laporan penting yang mesti diperhatikan, yang dihasilkan dari pencatatan keuangan dari banyak aplikasi yang ada saat ini:
1. Lembar laporan profit dan Loss (laba rugi)
2. Lembar laporan Neraca (Balance sheet)
3. Lembar laporan cashflow (cashflow statement)
Dari masing-masing laporan itu, memiliki kekhususannya sendiri. Pertama, Lembar laporan laba rugi adalah laporan untuk memotret apakah bisnis kita untung atau rugi. Di sini ada 3 komponen penting yang harus selalu dipantau:
1. Harga jual
2. HPP/COGS
3. Operasional/opex
Prinsip dasar bisnis umum untuk memperbesar profit adalah perbesar sales dan kurangi biaya (opex) atau naikkan harga jual dan kurangi opex.
Tidak hanya itu, yang juga harus dipantau dan dikontrol adalah masalah HPP, ini pentingnya memiliki supplier yang klop dan bisa menjaga harga bahan utama tidak naik turun, usahakan harga tetap. Sedikit naik maka akan mempengaruhi keuntungan. Ini yang disebut key resources yaitu supplier.
Dan yang terakhir adalah mengontrol biaya operasional. Biaya operasional yang umum adalah sebagai berikut:
1. Gaji
2. Transport
3. Utilities: listrik, air, sampah, pulsa, wifi dll
4. Biaya marketing
5. Sewa ruko/toko
6. dll
Neraca/Balance sheet
Lembar balance sheet adalah laporan untuk melihat dan memotret aset perusahaan. kekayaan perusahaan, di mana aset di sini meliputi cash bentuk uang dan bentuk barang, baik barang berwujud juga barang tidak berwujud.
Dan yang terakhir adalah cashflow statement. Sudah jelas di sini, lembar laporan ini ingin melihat apakah perusahaan punya cash, berapa besar, dan bisa untuk berapa tahun agar perusahaan masih bisa terus beroperasi, jika terjadi hal-hal yang di luar kontrol perusahaan. Dari info ini maka perusahaan bisa melakukan hal-hal seperti ingin membeli peralatan/mesin, ingin menambah channel distribusi dengan menyewa ruko/toko, dan aksi-aksi korporasi lainnya.
Itulah secara singkat yang diinginkan oleh laporan keuangan untuk para pengusaha yang harus dibuat oleh setiap owner/CEO bisnis, dan para owner/CEO bisa membacanya dengan baik, dengan bisa membacanya maka si owner/CEO bisa melakukan langkah-langkah strategis untuk memajukan bisnis dan perusahaannya.